Kekerasan Meningkat, Wakil PM Libya Mundur Aug 5th 2013, 16:22
TEMPO.CO, Tripoli – Wakil Perdana Menteri Libya, Awadh al-Barassi, mengumumkan pengunduran dirinya pada Sabtu dini hari waktu setempat, 3 Agustus 2013, setelah merasa tidak berfungsi di pemerintahan dan tak sanggup mengatasi gelombang kekerasan.
Pengumuman itu disampaikan secara mengejutkan oleh Barassi dalam acara jumpa pers di kota penuh gejolak, Benghazi, terletak di sebelah timur Libya, di tengah kemarahan masyarakat atas meluasnya kekerasan dan rentetan pembunuhan politisi.
Pengunduran dirinya itu berlangsung hanya beberapa hari setelah Perdana Menteri Ali Zeidan mengatakan bahwa dia akan melakukan perombakan kabinet guna meningkatkan respons pemerintah terhadap berbagai kerusuhan.
Kantor berita milik pemerintah, Lana, dalam laporannya menyebutkan, alasan Barassi mengundurkan diri disebabkan oleh dua hal yakni soal keamanan dan berbagai aksi pembunuhan terkait dengan kebijaksanaan kabinet.
Dia katakan, pemerintah telah gagal meraih kepercayaan masyarakat termasuk menyediakan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk tujuan pembangunan. Lana menerangkan, Zeidan menunjukkan keterkejutannya atas pengunduran diri Barassi tetapi dia bisa menerima.
Pada Senin, 29 Jui 2013 pekan lalu, Zeidan mengatakan bahwa dia akan mengembalikan badan Keamanan Dalam Negeri yang ditakuti guna membantu kekuasaan diktator Muammar Qadhafi selama beberapa dekade untuk menghadapi kekerasan. Selain itu, dia juga akan merombak kabinet dan akan membentuk komite krisis.
Sejak Qadhafi terjungkal dari kekuasaannya pada 2011, otoritas Libya berjuang keras mengembalikan kekuasaan dan mmbentuk kepolisian serta angkatan bersenjata profesional.
AL AKHBAR | CHOIRUL
Berita Lain:
Djoko Suyanto: Bom Vihara Rusak Kesucian Ramadan
Ini Jumlah Pemudik per H-4 Lebaran
Beragan Beri, Beraneka Manfaat
Strategi Jokowi Menekan Pendatang ke Jakarta