* Cari tahu tujuan merger.
Efek perusahaan yang di-merger mirip dengan pacar yang digosipin selingkuh, bikin deg-deg-an dan sedih. Tapi jangan keburu takut kena PHK, sebaiknya cari tahu tujuan perusahaan melakukan akuisisi atau merger. Bila sebatas “kerjasama” posisi Anda terbilang aman. Bila tujuannya untuk melebur jadi satu dan melakukan efisiensi karyawan, sebaiknya tanyakan posisi Anda kepada atasan.
* Nasib tak jelas bukan alasan untuk malas.
Nasib karier memang belum pasti, namun menampilkan kinerja terbaik tak akan sia-sia. Siapa tahu, saat bos melakukan evaluasi, Anda terpilih sebagai karyawan yang dipertahankan karena hasil kerja yang baik. Kalau pun akhirnya harus mundur, setidaknya Anda bisa meminta bos memberikan rekomendasi saat mencari pekerjaan baru.
* Jaringan menjadi penolong.
Saat perusahaan stabil, menjalin networking mungkin hanya jadi kalimat klise. Namun dalam kondisi darurat, networking bisa menjadi penolong saat Anda membutuhkan rekomendasi untuk meningkatkan karier.
* Menjadi spesialis.
Gelar spesialis bukan hanya untuk dokter. Anda juga bisa menjadi spesialis dari pekerjaan yang sedang digeluti. Caranya tunjukkan salah satu atau beberapa kelebihan yang membuat Anda diperhitungkan dan dibutuhkan oleh perusahaan. Misalnya, Anda dikenal dengan kemampuan analisa yang kuat, mampu menembus orang-orang penting, atau terkenal cepat dalam bekerja.
(Majalah Chic/Ayunda Pininta Kasih)
Sumber :
Editor :
Wardah Fazriyati
KOMENTAR ANDA