Seperti yang dilansir di NY Daily News (30/08/2013), Dunkin’ Donuts Thailand meluncurkan produk terbarunya yang bernama Charcoal Donut. Donat ini yang menggunakan iklan dengan gambar wanita yang seluruh muka dan tubuhnya diwarnai dengan kulit hitam, rambut dengan sanggul ala tahun 1950an.
Wanita ini berpose sambil memegang Charcoal Donut yang berwarna hitam seperti arang. Iklan donat hitam rasa cokelat ini berhasil mendapat kecaman rasial dari lembaga HAM.
Direktur Human Rights Watch Asia, Phil Robertson, merasa kaget sekali melihat gerai donat global yang berasal dari Amerika ini menampilkan iklan dengan ras kulit hitam yang sangat sensitif.
Robertson juga heran mengapa harus mengecat tubuh dan wajah wanita tersebut dengan warna hitam a la negro hanya untuk menjual donat hitam rasa cokelat saja.
Robertson juga menghimbau agar Dunkin’ Donuts Thailand segera menarik peredaran iklan Charcoal Donut tersebut di berbagai media iklan dan segera minta maaf kepada publik atas iklan rasis tersebut.
Kecaman dari lembaga HAM ini membuat CEO Dunkin Donut’s Thailand, Nadim Salhani, angkat bicara. Menurutnya, kecaman rasis dari lembaga HAM ini justru berlebihan. Dia sangat heran mengapa Dunkin’ Donuts Thailand dikecam hanya karena mempromosikan donat berwarna hitam dengan iklan wanita yang tubuhnya diwarnai dengan cat hitam.
Salhani berkomentar, “Jika kami mengeluarkan produk donat berwarna putih dengan model iklan yang wajahnya dicat putih, apakah itu juga termasuk rasis?”.
Menurut Salhani, franchise Dunkin’ Donuts Thailand yang sudah independen dari Dunkin’ Donuts Amerika ini berhasil menjual Charcoal Donut. Penghasilan Dunkin’ Donuts Thailand naik jadi 50 persen sejak iklan Charcoal Donut ini diluncurkan dua minggu lalu.
Sebenarnya, iklan yang sedikit menyinggung isu rasis adalah hal yang sering terjadi pada iklan lainnya di Thailand. Karenanya, Salhani tidak berniat mencabut peredaran iklan Charcoal Donut dari media massa. Karena menurutnya iklan kali ini sangat bagus untuk penjualan Charcoal Donut dan tidak semua orang sensitif soal ras terutama di Thailand.
(odi/odi)
KOMENTAR ANDA