“Saya tak meninggalkan Italia dan membenci semua penduduknya hanya karena 10 orang bertindak bodoh. Italia bukan negara rasialis,” kata Boateng kepada Kicker.
Boateng bermain untuk Milan selama tiga musim. Ia hengkang setelah membantu Milan lolos ke play-off Liga Champions musim ini dengan mengalahkan PSV Eindhoven.
Beberapa waktu sebelumnya, direktur Schalke Peter Peters menyebut Boateng tak tahan dengan rasialisme di Italia. Menurut Peters, Boateng sudah membuat sebuah kesepakatan dengan Presiden Milan Silvio Berlusconi.
“Boateng memiliki perjanjian dengan Berlusconi, ia boleh pergi kalau bisa membawa Milan lolos kualifikasi Liga Champions,” kata Peters kepada Sport Plus.
Namun Peters kemudian meralat pernyataan tersebut. Ia mengaku salah mengerti dengan situasi kepindahan Boateng.
“Setelah berkonsultasi dengan manajer umum klub Horst Heldt, asumsi saya (soal Boateng) terbukti keliru. Heldt memastikan alasan kepindahan Kevin bukanlah soal rasialisme. Setelah saya kembali ke klub, saya akan meminta maaf secara pribadi kepada Kevin,” jelas Peters di situs resmi Die Knappen.
Selama berkarier di Milan, Boateng memang pernah menjadi sasaran tindakan rasial penonton. Dalam sebuah pertandingan uji coba melawan Pro Patria pada Januari lalu, bahkan ia sampai meninggalkan lapangan karena tak tahan dengan cemoohan pendukung lawan. Sementara itu, pada bulan April ia juga diteriaki suporter Juventus.
KOMENTAR ANDA