Jakarta - Dalam peluncuran koleksi pertama Ecobatik Signature, ECONID (Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman) membuat suatu program untuk peningkatan industri fashion namun ramah lingkungan, yaitu program Clean Batik Initiative (CBI). Program empat tahunan EKONID ini tidak hanya sekadar mengedukasi masyarakat agar cinta batik dan lingkungan, namun juga mengubah cara kerja para pengrajin yang sebelumnya memakai bahan kimia menuju proses yang lebih ramah lingkungan.
Untuk merealisasikan program perdananya, ECONID menggaet lima desainer ternama Indonesia untuk berkolaborasi ciptakan batik dari pewarna alam. Kelima desainer itu adalah Lenny Agustin, Musa Widyatmodjo, Carmanita, Caterina Hapsari dan Batik Fractal.
Koleksi Ecobatik pertama yang ditampilkan di Galeri Seni Kunstkring, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/06/2013). Menampilkan lini Lennor milik Lenny Agustin yang Bertemakan 'In The Wood' dengan kesan kasual. Warna-warna pastel yang khas dihasilkan dari pewarna alam. Variasi gaun pendek berpalet biru dan cokelat ditampilkan sebagai perwujudan tema hutan. Lenny juga menampilkan kemeja batik lengan panjang yang dipadukan dengan celana bermuda warna khaki. Motifnya pun bertema alam, seperti dedaunan dan bunga.
Beda dengan desainer Musa Widyatmodjo yang fokus kepada koleksi busana pria dengan tema 'Natural Society'. Kemeja batik Musa bisa jadi pilihan para pria untuk tampil formal maupun kasual dengan batik, sesuai cara memadukannya. Ada yang dipadukan dengan celana panjang maupun celana pendek. Tak hanya kemeja, Musa juga membuat kain batik menjadi luaran bergaya kimono.
Konsisten berkarya dalam zona etnik, Carmanita yang terkenal akan inovasi rupa batik menghadirkan koleksi dalam palet warna alam seperti cokelat, hijau muda dan oranye. Teknik draperi dan layer yang jadi ciri khas Carmenita juga turut hadir mewarnai perkembangan batik ramah lingkungan ini.
Dua desainer muda, Caterina Hapsari dan Batik Fractal kompak membuat busana batik yang bergaya muda dan modern. Koleksi milik Caterina lebih seksi karena terdiri dari gaun yang memamerkan lekuk tubuh wanita. Adapula gaun siluet A dengan bahu terbuka sebelah.
Merek melakukan proses batik yang diaplikasikan di atas bahan ringan seperti satin silk. Sementara Batik Fractal menampilkan koleksi yang futuristik dengan menggunakan kombinasi beberapa bahan, salah satunya beludru yang diproses dengan teknik potong asimetris dan dipadukan dengan materi lainnya.
(als/fer) Browser anda tidak mendukung iFrame |