Jakarta - Iwan Tirta merupakan sosok desainer inspiratif yang dikagumi banyak kalangan. Meskipun beliau sudah wafat namun namanya masih tetap bersinar hingga saat ini. Karya-karyanya juga masih terus diproduksi dan dikagumi oleh para pecinta seni. Tidak hanya di dalam negeri, beberapa penikmat mode dari negara lain juga turut mengagumi batik Iwan Tirta.
Untuk mengenang kepergian sang desainer, pihak manajemen Iwan Tirta mengadakan acara '1.000 Anak Membatik' di Monas. Acara tersebut bertepatan dengan seribu hari kepergian sang maestro batik tersebut.
Dalam penyelenggaraan acara '1.000 Anak Membatik' ini, pihak Iwan Tirta bekerja sama dengan sanggar seni, budaya, dan spiritual Jawa, Laksita Mardhawa. Kedua pihak berharap acara ini bisa membuat generasi muda memahami batik sebagai warisan dan budaya Indonesia sesuai dengan visi-misi Iwan Tirta.
"Seperti kita ketahui banyak generasi muda sekarang yang nggak tahu proses membatik mulai dari penulisan sampai pengeringan, nanti kalau diklaim negara lain tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Danang Purbaningrat, pendiri Laksita Mardhawa kepada wolipop, Selasa (11/6/2013).
Sesuai namanya acara ini akan melibatkan 1.000 anak tingkat SD hingga SMP. Anak-anak tersebut dijaring melalui berbagai sekolah, baik negeri, swasta, maupun internasional. Setiap sekolah akan mengirimkan perwakilannya dan tidak dipungut biaya.
Ribuan anak tersebut akan belajar membuat batik mulai dari proses mengukir batik dengan canting, penyelupan warna, hingga pengeringan. Motif yang diberikan juga sederhana, seperti motif kawung atau truntum. Agar acara berjalan lancar, Danang dan tim menyediakan 1.500 canting batik untuk mengantisipasi bila terjadi kerusakan.
"Berdasarkan pengalaman, anak-anak susah untuk langsung mengerti, kerusakan canting bisa dikatakan sangat pasti terjadi," ujarnya sambil mengingat acara serupa yang diselenggarakan oleh Laksita Mardhawa pada 2012 lalu.
Danang juga mengatakan bahwa acara '1.000 Anak Membatik' akan dicatat ke dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) karena belum pernah ada sebelumnya. Hal ini juga untuk mengangkat nama Iwan Tirta agar tetap dikenal oleh para generasi muda.
"Banyak sekali yang juga nggak kenal Iwan Tirta terutama anak-anak muda, sementara batiknya terus aksis, terus produksi, dan terus berkembang," ujar pria asal Yogyakarta itu.
Sepuluh batik terbaik dari yang dihasilkan oleh seribu anak itu akan dipamerkan di berbagai acara seni. Kemudian anak-anak juga diberikan piagam sebagai penghargaan hasil kerja mereka.
'1.000 Anak Membatik' berlaku buat umum tapi khusus anak-anak, mulai kelas 4 SD sampai tingkat SMP. Acara tersebut akan diselenggarakan September mendatang di Monas, Jakarta Pusat.
(aln/eny) Browser anda tidak mendukung iFrame |