Jakarta - Tidak sedikit orang memiliki sahabat lawan jenis yang begitu dekat. Mereka bersedia mendengarkan cerita, keluh kesah, dan tertawa bersama ketika Anda sedang muram. Bahkan mereka mengetahui segala sifat jelek, namun tetap tidak meninggalkan Anda.
Kenyamanan ketika bersama itu, tak jarang menimbulkan benih-benih cinta. Namun alih-alih menjadikannya pasangan, Anda justru melemparnya dalam 'friend zone' dengan alasan tidak mau merusak pertemanan.
Padahal, pertemanan adalah fondasi terbaik dalam tiap hubungan. Kualitas yang Anda cari seperti kesetiaan, rasa percaya, dan menerima apa adanya, akan membangun suatu hubungan yang kuat nantinya. Lalu, kenapa masih banyak wanita yang tidak mau merubah status 'friend zone' menuju 'dating zone'?
Seperti yang dikutip dari Female First, sebelum mencoba untuk melanjutkan hubungan ke tingkat yang lebih serius, banyak dari Anda yang sudah berpikir jauh jika nantinya hubungan asmara dengan sang teman berakhir buruk. Akan ada perasaan berbeda setelah mengubahnya dari zona pertemanan ke dalam hubungan percintaan.
Tapi bukan berarti Anda tidak bisa berteman lagi dengannya. Jika Anda dan dia menghargai pertemanan yang ada, Anda pasti saling terbuka dan jujur tentang apa yang akan dilakukan jika hubungan berakhir buruk. Pastikan Anda dan dia masih bisa berteman setelah semua hal yang terjadi.
Hubungan cinta yang awalnya dimulai lewat hubungan pertemanan, akan lebih menghargai pendapat satu sama lain. Mungkin agak sedikit canggung di awal hubungan, namun Anda tak perlu berpura-pura bersikap manis dan bisa saling jadi diri sendiri.
Alasan lainnya yang biasa diutarakan adalah tidak ada ketertarikan sensual dengan si teman pria. Seringkali Anda merasa memang tidak ada ketertarikan untuk ke arah sana, dan hal itu tidak bisa dipaksakan. Tapi jika beberapa kali Anda mendapati diri cemburu, terus memikirkannya atau merasa kehilangan ketika dia mendekati wanita lain, akuilah di lubuk hati terdalam Anda ingin bersamanya. Namun, secara psikologis Anda membatasi perasaan itu karena takut akan merusak persahabatan, atau takut ditolak.
Kadang Anda harus mengambil risiko dalam hidup untuk menjadi bahagia. Ketakutan tidak akan membuat Anda maju. Jangan terus menyulitkan diri dengan memikirkan, "Bagaimana jika tidak berjalan baik nantinya?" Dibandingkan harus diliputi perasaan cemas berkepanjangan, sebaiknya mulai berpikir positif, "siapa tahu hubungan itu akan berjalan baik." Pepatah, "tidak akan tahu, jika belum mencobanya" bisa jadi pegangan Anda untuk meyakinkan diri sebelum memulai hubungan.
(als/eny) Browser anda tidak mendukung iFrame |