Home »
» FW: Vampire di Dunia Nyata, Wanita Ini Minum 3,8 Liter Darah Tiap Bulan
Posted by admin
Posted on 6:07 PM
Feed: Wolipop
Posted on: Tuesday, June 11, 2013 07:35
Author: Wolipop
Subject: Vampire di Dunia Nyata, Wanita Ini Minum 3,8 Liter Darah Tiap Bulan
Jakarta - Kisah Bella Swan yang kecanduan minum darah menjelang berubah jadi vampire dalam film Twilight terjadi di dunia nyata. Seorang wanita asal AS mengalami hal seperti Bella. Bukan vampire tentunya, tapi dia kecanduan minum darah setiap hari.
Julia Caples, wanita asal Wilkes Barre, Pennsylvania ini rutin minum darah manusia yang didapatkannya dari para pendonor. Dia sudah melakukan hal ini sejak 30 tahun terakhir.
Setiap bulannya Julia minum 1/2 gallon atau sekitar 3,8 liter darah. Wanita 45 tahun ini percaya darah tersebut memiliki khasiat membuatnya menjadi lebih muda dan bugar.
"Saat aku minum darah aku merasa lebih kuat dan sehat. Aku tahu secara ilmiah tidak ada banyak nutrisi dalam darah, tapi mungkin saja ada beberapa manfaat yang belum ditemukan," katanya seperti dikutip Daily Mail.
Julia menambahkan dia merasa lebih cantik ketika rutin minum darah. Kesehatannya pun tidak pernah bermasalah dan dia selalu jadi lebih berenergi sepanjang waktu.
Darah-darah yang diminum Julia ini didapatkannya dari para 'donor'. Donor di sini bukan mereka yang kerap mendonorkan darahnya untuk kemanusiaan. Ternyata para pendonor ini adalah mereka yang ngefans pada cerita-cerita vampire sehingga merelakan darahnya diminum Julia.
Kebiasaan minum darah ini sudah dialami Julia sejak dia masih muda. Ketika remaja dan melakukan ciuman pertamanya, dia memiliki keinginan untuk menggigit pasangannya.
"Sepertinya itu adalah insting natural aku. Aku suka rasanya. Aku hanya punya keinginan itu dan aku tidak bisa menjelaskannya," tuturnya seraya menambahkan setelah digigitnya, pasangannya biasanya tidak mau berciuman dengannya lagi.
Ibu dua anak ini sadar ada bahaya kesehatan di balik kecanduannya minum darah ini. Tapi menurutnya, dia selalu berusaha meminimalisir risiko buruk dengan melakukan tes pada para pendonornya. Jika ada donor darah yang didapatnya melalui dunia maya, Julia pasti akan bertemu dengannya dulu secara langsung.
"Dan mereka harus melakukan tes darah untuk memastikan tidak memiliki penyakit seperti AIDS atau HIV," katanya.
Hematologist Steven Gruenstein dari Mount Sinai Hospital, New York melihat apa yang dilakukan Julia itu sangat berisiko pada kesehatannya. "Ada risikonya, HIV, hepatitis dan virus lainnya serta bakteri yang mungkin saja terkontaminasi di dalam darah," ujar Steven.
(eny/eny) Browser anda tidak mendukung iFrame |
View article...
Enclosures:
KOMENTAR ANDA